Rasa Malu
Bismillaah,
"Iman itu tujuh puluh cabang lebih, atau enam puluh cabang lebih yang paling utama adalah ucapan 'La ilaha illallaah' dan yang paling rendah adalah menyingkirkan rintangan (kotoran) dari tengah jalan, sedang rasa malu itu (juga) salah satu cabang dari iman," (Shahih, diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Shahihnya, no. 9; Imam Muslim dalam Shahihnya, no.35; Imam Abu Dawud dalam Sunannya, no. 4676; Imam at-Tirmidzi dalam Sunannya, no. 2614; Imam Nasa'i dalam Sunannya, no.5019, 5020, 5021, dan Imam Ibnu Majah dalam Sunannya, no.57).
Adapun rasa malu pada wanita, maka hal ini akan lebih ditekankan kepada wanita karena sebaik-baiknya perhiasan bagi wanita sholihah adalah rasa malunya. Dengan adanya rasa malu wanita akan terlihat lebih indah, cantik, dan anggun karena akan selalu senantiasa berusaha menjaga diri, kehormatan, dan kesuciannya sebagai wanita muslimah yang sholihah. Rasa malu juga dapat menjadi pelindung dan benteng pertahanan bagi wanita untuk terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, dan rasa malu juga akan mendatangkan segala kebaikkan.
Rosulullaah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Malu itu baik semuanya," atau beliau bersabda, "Malu itu semuanya baik," (Shahih, diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya, no. 34).
Jika seseorang sudah kehilangan rasa malunya, terlebih jika dia adalah seorang wanita, maka akan lebih mudah baginya untuk melakukan hal-hal yang tidak sepantasnya dilakukan oleh wanita muslimah. Wanita yang kehilangan rasa malunya, dia akan dengan mudah terkena rayuan para budak nafsu dan menjadi perangkap bagi para pemuda untuk berbuat kemaksiatan dan kesesatan, sehingga membuat mereka terbuai dan melanggar aturan.
Salah satu kerusakan wanita yang bilamana telah kehilangan rasa malunya adalah dengan mudah wanita itu untuk memperlihatkan bagian yang ada pada dirinya yang tidak sepantasnya diperlihatkan kepada banyak orang, baik di dunia maya ataupun dunia nyata. Seharusnya sebagai wanita muslimah bisa lebih menjaga dirinya, kehormatan dan kesuciannya, dan hanya akan memperlihatkan apa yang ada pada dirinya kepada yang berhak saja. Semisal kepada suaminya.
Semoga dengan ini sebagai wanita muslimah akan lebih perhatian lagi terhadap rasa malu. Tidak sepantasnya terlebih jika wanita yang sudah berjilbab syar'i atau bahkan jika sudah bercadar sekalipun masih tidak perhatian terhadap rasa malu. Bukankah rasa malu ini adalah perhiasan terindah bagi seorang wanita yang sholihah?
Jadilah yang tersembunyi bak mutiara di dasar laut, jangan kau (wanita) gadaikan rasa malu hanya demi memuaskan hawa nafsu yang ingin selalu dilihat dan dipuji. Meskipun hakikatnya wanita ingin selalu dilihat dan dipuji, tapi sebaiknya hal itu harus bisa ditahan dan perlihatkan saja apa yang ada pada diri kalian (wanita) kepada yang lebih berhak.
Semoga bermanfaat.
Wallaahu a'lam.
____________________________
Muroja'ah : Ustadz Aris Munandar حفظه الله
Bandung, 27 Juni 2020.
Referensi :
[1] Faidah buku Zainal Abidin bin Syamsuddin dan Ummu Ahmad Rifqi, cetakan ke-2 tahun 2017. Menjadi Bidadari Cantik Ala Islami; Menyibak Tabir Sosok Wanita Sholihah.
Komentar
Posting Komentar