Pentingnya Meluruskan Niat Dalam Menuntut Ilmu
Bismillaah,
Padahal Allaah Ta’ala berfirman,
أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ
“Padahal mereka tidaklah diperintahkan kecuali untuk beribadah kepada Allah dengan mengikhlashkan agama kepada-Nya” (QS. Al Bayyinah : 5).
Banyak kita jumpai dari sebagian orang yang menuntut ilmu dengan niat yang tidak ikhlas karena Allaah. Ada yang menuntut ilmu karena ingin mencari dunia atau ingin dikatakan sebagai penuntut ilmu, orang berilmu, orang pintar, dsb. Padahal buah dari menuntut ilmu bukanlah itu, melainkan buah dari ilmu yang bermanfaat adalah amal dan rasa takut kepada Allaah. Yang harus menjadi tolak ukur kita ketika menuntut ilmu adalah ikhlas mengharap wajah dan pahala dari Allaah Ta'ala, jangan kita terlalu mengutamakan kuantitas dalam suatu amalan, namun kita lupa pada kualitas dalam amalan tersebut.
Niat adalah salah satu faktor yang penting dalam suatu amalan, tentu niat juga sangat memengaruhi kualitas dalam ibadah kita kepada Allaah. Setiap amalan pun tergantung pada niatnya. Dari Amirul Mukminin, Abu Hafsh ‘Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إنَّمَا الأعمَال بالنِّيَّاتِ وإِنَّما لِكُلِّ امريءٍ ما نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُولِهِ فهِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُوْلِهِ ومَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُها أو امرأةٍ يَنْكِحُهَا فهِجْرَتُهُ إلى ما هَاجَرَ إليهِ
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Betapa banyak yang katanya penuntut ilmu sangat semangat dan rajin dalam menghafal al-Qur'an, menghafal hadist, mempelajari bahasa Arab, mempelajari kitab, dsb, namun tanpa mereka sadari mereka kurang perhatian pada masalah niat yang sudah seharusnya terus untuk diperhatikan, sehingga tidak jarang dari mereka yang tidak perhatian dalam perkara niat ini menjadi terfitnah oleh fitnah yang ada di zaman sekarang, ilmu yang telah dipelajari dan dihafal pun menjadi tidak bermanfaat dan tidak berkah. Imam Syafi’i memiliki nasehat berharga di mana beliau berkata,
العلم ما نفع، ليس العلم ما حفظ
“Ilmu adalah yang bermanfaat dan bukan hanya dihafalkan” (Siyar A’lamin Nubala, 10: 89).
Menuntut ilmu yang ikhlas karena Allaah Ta'ala akan melahirkan banyak kebaikkan yang akan kita dapatkan, sedangkan menuntut ilmu karena untuk mencari dunia hanya akan membuat kita terjerumus ke dalam bahaya dosa dan ilmu yang telah dipelajari pun tidak akan ada manfaat dan keberkahannya. Semua amalan itu tergantung pada niatnya, maka sudah seharusnya dalam menuntut ilmu meniatkan ikhlas karena Allaah adalah yang paling utama agar ilmu itu juga menjadi bermanfaat dan berkah untuk diri kita sendiri dan orang-orang di sekitar kita.
Semoga Allaah selalu memberikan rahmat, hidayah, dan petunjuk agar kita dimudahkan untuk tetap ikhlas dalam menuntut ilmu dan beramal sholih.
_____________________________
Muroja'ah : Ustadz Aris Munandar حفظه الله
Bandung, 11 Agustus 2020.
Referensi :
[1] Yananto Sulaimansyah, 2013. Tanda Ikhlas Dalam Menuntut Ilmu.
[2] Muhammad Abduh Tuasikal, 2017. Setiap Amalan Tergantung Pada Niatnya.
[3] Muhammad Abduh Tuasikal, 2012. Ilmu Yang Bermanfaat Bukan Hanya Sekadar Dihafalkan.
Komentar
Posting Komentar